Laporan Observasi Bimbingan Konseling (BK) di sekolah
Contoh laporan observasi mata kuliah Bimbingan Konseling sebagai berikut :
A.
Latar Belakang Masalah
Bimbingan konseling di sekolah sering identik
dengan permasalahan dan kasus-kasus yang sering terjadi pada peserta didik. Kebanyakan
berpola fikir bahwa peserta didik yang sering masuk ke ruangan BK adalah
peserta didik yang sering bermasalah. Padahal, BK sendiri adalah tempat untuk
berkonsultasi tentang berbagai aspek baik itu di bidang akademik, sosial,
kerohanian dll. Pola fikir seperti itu yang seharusnya diubah tentang sudut
pandang negatif terhadap BK.
Selain aspek pola fikir tentang BK yang harus
dibenahi, banyak juga aspek yang harus diperhatikan yaitu yang mencakup media
itu sendiri seperti: sarana dan prasarana, tenaga kepegawaian/ sumber daya
manusia (SDM), dan program yang sangat menentukan suksesnya pelaksanaan
Bimbingan dan Konseling. Sering terjadi peran ganda yang dilakukan oleh tenaga
kepegawaian BK, seperti contoh yaitu merangkapnya jabatan sebagai tenaga BK
dengan guru dikelas sehingga tidak ideal dan bukan pada bidangnya. Seharusnya
ini menjadi perhatian serius sekolah karena Bimbingan dan Konseling ini sendiri
adalah salah satu aspek yang membantu dan menentukan pemecahan masalah para
peserta didik. Karena ketika permasalahan pada peserta didik tidak terdapat
pemecahannya akan berpengaruh pada akademik serta sikap peserta didik tersebut
dan harus ada peningkatan sarana prasarana untuk mengefektifkan dan
mengefisienkan program Bimbingan.
B.
Rumusan Masalah
Masalah dalam penelitian ini yaitu:
1.
Bagaimana pelaksanaan Bimbingan Konseling di
MTs NPrambanan ?
2.
Bagaimana peran guru Bimbingan Konseling di MTs
N Prambanan ?
C.
Metode
Penelitian
Terdiri
dari 3 metode yaitu:
1.
Metode Observasi (Pengamatan)
Metode
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis pada
fenomena-fenomena yang diteliti. Metode ini digunakan untuk memperoleh tentang
keadaan MTs N Prambanan, antara lain sarana dan prasarana bimbingan dan
konseling. Dengan demikian penulis melakukan penelitian secara langsung tentang
fenomena yang terjadi di lapangan berkaitan dengan objek yang diteliti.
2.
Metode Wawancara (Dialog)
Wawancara
adalah metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan
secara sistematik dan berdasarkan pada tujuan penelitian. Metode ini digunakan
untuk mendapatkan kelengkapan-kelengkapan informasi tentang visi misi BK,
perkembangan BK, serta pendapat staff BK dengan bimbingan konseling di MTsN
Prambanan. Media yang penulis gunakan antara lain:
·
Tape recorder (Handphone)
·
Alat tulis
·
Daftar pertanyaan
·
dll.
3.
Metode Dokumentasi
Metode
dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang diperoleh melalui
dokumen-dokumen.Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang berhubungan
dengan Bimbingan dan Konseling MTs N Prambanan dan data yang bersifat
dokumentasi lainnya. Media yang penulis gunakan yaitu:
· Kamera
(Handphone)
· dll.
D.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1.
Untuk mengetahui pelaksanaan Bimbingan
Konseling di MTs N Prambanan.
2.
Untuk mengetahui program dan pelaksanaan Bimbingan
Konseling di MTs N Prambanan.
3.
Untuk mengetahui peran guru Bimbingan Konseling
di MTs N Prambanan ?
E.
Manfaat Penelitian
a.
Memperluas wawasan tentang
bimbingan konseling khususnya di jenjang MTs .
b.
Bagi pembaca yaitu
memberi pengetahuan tentang Bimbingan konseling dan
menjadikan pembaca mengetahui bagaimana perencanaan serta strategi bimbingan
konseling dan hambatan-hambatan yang sering terjadi dilapangan.
c.
Bagi
peneliti yaitu mempunyai ilmu yang baru dan bermanfaat serta sebagai pengetahuan
dalam bidang keilmuan Bimbingan
Konseling yang terus akan menghadapi
tantangan berbagai permasalahan-permasalahan baru tentang peserta didik.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Pengertian Bimbingan dan Konseling
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang yang
ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja,
maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya
sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu yang ada dan dapat
dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku. Sedangkan pengertian
konseling adalah suatu proses memberi bantuan yang dilakukan melalui wawancara
konseling oleh seorang ahli (yang disebut konselor) kepada individu yang sedang
mengalami suatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah
yang dihadapi oleh klien.
Bimbingan dan Konseling mempunyai persamaan dan perbedaan. Persamaanya
yaitu terletak pada tujuan yang hendak dicapai, yaitu sama-sama berusaha untuk
memandirikan individu, sama-sama diterapkan dalam program persekolahan dan
sama-sama mengikuti norma-norma yang berlaku di lingkungan masyarakat tempat
kedua kegiatan itu diselenggarakan. Sedangkan perbedaannya terletak pada segi
isi kegiatan dan tenaga yang menyelenggarakan. Dari segi isi, bimbingan lebih banyak
bersangkut paut dengan usaha pemberian informasi dan kegiatan pengumpilan data
tentang siswa dan lebih menekankan pada fungsi pencegahan. Sedangkan konseling
merupakan bantuan yang dilakukan dalam pertemuan tatap muka antara konselor dan
klien. Dilihat dari segi tenaga yang menyelenggarakan, bimbingan dapat
dilakukan oleh orang tua, guru, wali kelas, kepala sekolah, dan orang-orang
dewasa lainnya kepada individu yang memerlukannya. Sedangkan konseling hanya
dapat dilakukan oleh tenaga yang telah terdidik dan terlatih. Dengan demikian,
dapat dikatakan bahwa konseling itu merupakan bentuk khusus dari bimbingan.
B.
Latar Belakang Perlunya Bimbingan dan Konseling
1. Latar Belakang Psikologis
Dalam proses pendidikan di sekolah, siswa sebagai subjek didik, merupakan
pribadi-pribadi yang unik dengan segala karakteristiknya. Siswa sebagai
individu yang dinamis dan berada dalam proses perkembangan, memiliki kebutuhan
dan dinamika dalam interaksinya dengan lingkungannya. Sebagai pribadi yang
unik, terdapat perbedaan individual antara siswa yang satu dengan siswa yang
lain. Hal tersebut merupakan beberapa aspek psikologis dalam pendidikan yang
bersumber dari siswa sebagai subjek didik dan dapat menimbulkan berbagai
masalah. Timbulnya masalah-masalah psikologis menuntut adanya upaya pemecahan
melalui layanan bimbingan dan konseling.
2. Latar Belakang Sosial
Derasnya perubahan sosial
dan makin kompleksnya keadaan masyarakat akan meningkatkan derajat rasa tidak
aman bagi remaja dan pemuda. Kehidupan yang terlalu berorientasi pada kemajuan
dalam bidang material telah menelantarkan supra empiris manusia sehingga
terjadi pemiskinan ruhaniyah dalam dirinya. Kondisi ini sangat kondusif bagi
berkembangnya masalah-masalah pribadi yang terekspresikan dalam suasana
psikologis yang kurang nyaman seperti perasaan cemas, stress, perasaan terasing
serta sering terjadi penyimpangan moral dalam sistem nilai. Atas dasar keadaan
tersebut sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan harus bertanggung jawab untuk
mendidik dan menyiapkan siswa agar berhasil menyesuaikan diri. Oleh karena itu,
sangatlah diperlukan adanya layanan bimbingan dan konseling di sekolah.
3. Latar Belakang Pedagogis
Pendidikan diartikan sebagai suatu usaha sadar untuk mengembangkan
kepribadian yang berlangsung di sekolah maupun di luar sekolah dan berlangsung
seumur hidup. Tujuan inti dari pendidikan adalah perkembangan kepribadian
secara optimal sesuai dengan potensi masing-masing. Untuk menuju tercapainya
pribadi yang berkembang, maka kegiatan pendidikan hendaknya bersifat
menyeluruh yang tidak hanya berupa kegiatan pengajaran, akan tetapi juga
diberikan layanan-layanan untuk mengembangkan kepribadian mereka, yaitu melalui
adanya layanan bimbinga dan konseling.
C.
Asas-asas Bimbingan dan Konseling
Dalam menyelenggarakan layanan BK di sekolah hendaknya mengacu pada
asas-asas bimbingan dan konseling. Asas-asas BK merupakan ketentuan-ketentuan
yang harus diterapkan dalam penyelenggaraan pelayanan itu. Apabila asas-asas
itu diikuti dan terselenggara dengan baik dapat diharapkan proses pelayanan
mengarah pada pencapaian tujuan yang diharapkan, sebaliknya apabila asas-asa
itu diabaikan sangat dikhawatirkan kegiatan yang terlaksana itu akan berlawanan
dengan tujuan bimbingan dan konseling. Asas-asas yang dimaksudkan adalah asas
kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan, kekinian, kemandirian, kegiatan,
kedinamisan, keterpaduan, kenormatifan, keahlian, alih tangan, dan tut wuri
handayani.
D.
Fungsi Bimbingan dan Konseling
1. Fungsi Pemahaman
Dengan fungsi ini memungkinkan pihak-pihak yang berkepentingan dengan
peningkatan perkembangan dari kehidupan konseli memahami berbagai hal yang
essensial berkenaan dengan perkembangan dan kehidupan klien. Pemahaman yang
paling perlu dihasilkan oleh pelayanan bimbingan dan konseling adalah pemahaman
tentang diri konseli beserta permasalahannya oleh konseli sendiri dan oleh
pihak-pihak lain yang membantu klien, termasuk juga pemahaman tentang
lingkungan diri klien.
2. Fungsi Pencegahan
Layanan bimbingan dan konseling dapat berfungsi pencegahan artinya
merupakan usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah. Bagi konselor
profesional yang misi tugasnya dipenuhi dengan perjuangan untuk menyingkirkan
berbagai masalah yang dapat menghambat perkembangan individu, pencegahan tidak
sekedar merupakan ide yang bagus, tetapi adalah suatu keharusan yang bersifat
etis. Oleh karena itu fungsi pencegahan bagi konselor merupakan bagian dari
tugas yang sangat penting.
3. Fungsi Pengentasan
Walaupun fungsi pemahaman dan pencegahan telah dilakukan, namun mungkin
saja konseli masih menghadapi masalah-masalah tertentu. Individu yang mengalami
masalah akan merasa ada sesuatu yang tidak nyaman pada dirinya dan akan datang
pada konselor dengan tujuan untuk dientaskannya masalah tersebut. Disinilah
fungsi pengentasan itu berperan.
4. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan
Fungsi ini berarti bahwa layanan bimbingan dan konseling yang diberikan
dapat membantu para konseli dalam memelihara dan mengembangkan keseluruhan
pribadinya secara mantap, terarah dan berkelanjutan. Dalam fungsi ini, hal-hal
yang dipandang positif dijaga agar tetap baik dan mantap.
E.
Bidang Bimbingan
1. Bidang Kehidupan Pribadi
Yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami, menilai,
dan mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat dan minat, sesuai dengan
karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya secara realistik.
2. Bidang Kehidupan Sosial
Bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai
serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan
teman sebaya, anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial yang lebih luas.
3. Bidang Kegiatan Belajar
Bidang pelayanan yang membantu peserta didik mengembangkan kemampuan
belajar dalam rangka mengikuti pendidikan sekolah dan belajar secara mandiri.
4. Bidang Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pemantapan Karir
Bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai
informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karir.
5. Bidang Kehidupan Berkeluarga
Bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam merencanakan kehidupan
keluarga dan keragaman persoalan persiapan membentuk keluarga.
6. Bidang Kehidupan Keberagamaan
Bidang pelayanan yang membantu peserta didik untuk memantapkan diri dalam
memahami dan melaksanakan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan pribadi dan
sosial.
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Pelaksanaan
Bimbingan Konseling di MTs N Prambanan
Profil MTsN
Prambanan
Nama : MTsN Prambanan
Alamat Sekolah : Jl. Manisrenggo Km 3 Prambanan,
Klaten
Status : Negeri
Provinsi : Jawa Tengah
Kabupaten/ Kota : Klaten
Pelaksanaan
Observasi pada tanggal 17 Desember 2016 pukul 07.00 WIB dengan Bu Sri Hartini.
Berikut deskripsi tentang Pelaksanaan Bimbingan Konseling di MTs Negeri Prambanan.
MTs
N Prambanan memiliki ruang BK yang cukup besar, ada dua ruang yaitu ruang
administrasi BK dan ruang untuk konsultasi.
Dan ada papan-papan yang berada di sekitar ruang BK diantaranya : Struktur
organisasi BK, Mekanisme kerja BK, Bank data siswa dan daftar jumlah siswa ,
Staff BK, Papan info baik untuk guru maupun siswa, Agenda kegiatan BK, Program semester Bimbingan dan konseling, dan
tata tertib Madrasah.
Ada
dua guru BK di MTs N Prambanan yaitu Bu Sri Hartini dan Bu Fita Yuli. Bu Sri
Hartini sebagai Koordinator BK yang merupakan lulusan dari jurusan Psikologi
Pendidikan. Beliau sudah selama 25 tahun menjabat sebagai guru BK/BP Sedangkan
Bu Fita Yuli , sebagai guru tidak tetap (GTT) yang membantu Bu Sri Hartini
karena Bu Fita Yuli baru sekitar 1 tahun di MTsN Prambanan. Beliau lulusan dari
jurusan Bimbingan Konseling. Jadi Bimbingan Konseling di MTs N Prambanan menerapkan
salah satunya asas Keahlian, yakni dalam pelaksanaan Bimbingan Konseling
memilih orang yang tepat, yang sesuai dengan bidang yang dikuasai. Dengan penerapan asas keahlian ini akan menunjukkan bahwa pelayanan
bimbingan dan konseling adalah pekerjaan profesional yang diselenggarakan oleh
tenaga ahli khusus dididik untuk melaksanakan pekerjaan itu. Inti dari asas
keahlian ini adalah bahwa pelayanan bimbingan konseling merupakan pekerjaan
yang harus dilakukan oleh orang-orang yang berpendidikan khusus tentang
bimbingan konseling agar usaha pelayanan ini dapat berjalan sebagaimana
mestinya.
Untuk
sekarang karena Madrasah sudah menggunakan Kurikulum 2013 jadi Bimbingan
Konseling tidak ada dalam kurikulum, sehingga tidak ada jam untuk pembelajaran
di kelas. Hal tersebut membuat guru BK kurang optimal dalam melaksanakan
program kerja Bimbingan Konseling.
Program kerja Bimbingan Konseling berasal dari
Diklat atau pelatihan yang diberikan oleh Kemenag, jadi guru mengembangakan
program kerja secara mandiri. Setiap sekolah memiliki program BK yang
berbeda-beda sesuai dengan identifikasi permasalahan yang ada. Karena BK tidak
masuk dalam kurikulum jadi tidak ada Silabus dan RPP.
Program kerja BK di MTsN Prambanan salah
satunya adalah setiap hari guru masuk ke setiap kelas untuk mengetahui siswa
yang tidak masuk, yang itu merupakan absen untuk BK sendiri. Sedangkan guru
piket itu absen untuk bidang kesiswaan. Karena tidak masuk kelas, cara guru
untuk mengetahui siswa-siswanya yaitu dengan pengamatan, baik pengamatan dari
guru mata pelajaran, wali kelas juga guru BK sendiri serta laporan dari
teman-teman (siswa yang lain).
Jumlah siswa di MTs N Prambanan sekitar 684
siswa jadi guru merasa kewalahan dalam menangani siswa sebanyak itu. Jadi
pelayanan BK dirasa kurang optimal. Oleh karena itu dalam pengamatan terhadap
siswa guru BK tidak bekerja sendiri namun juga melakukan pengamatan dibantu
dengan guru mata pelajaran, wali kelas ataupun laporan dari siswa.
Siswa-siswa diberikan sosialisasi tentang
Bimbingan Konseling (BK) pada saat orientasi siswa (MOS) pada tahun ajaran
baru. Jadi pada saat sosialisasi, guru menjelaskan bahwa Bimbingan Konseling
(BK) bukan sesuatu yang harus ditakuti , bukan
hanya untuk siswa yang
bermasalah, siswa bisa berkonsultasi atau bercerita (curhat) baik tentang
masalah pribadi atau masalah dalam belajar disekolah. Dari awal siswa sudah
dijelaskan seperti itu, diharapkan siswa bisa lebih akrab dengan BK. Jadi tidak
hanya orang yang bermasalah yang datang ke ruang BK. Diharapkan para siswa dengan
rasa kesukarelaan mau datang ke BK baik untuk meminta bimbingan ataupun hanya
untuk mengobrol. Siswa juga dapat meminta saran dari guru BK tentang
permasalahan yang sedang dihadapi.
Aturan atau tata tertib madrasah yang dibuat oleh
guru BK bekerja sama dengan bidang
kesiswaan. Agar aturan yang dibuat benar-benar berdasarkan prinsip
objektif dari sudut pandang psikologi belajar siswa. Dengan harapan aturan yang
dibuat dapat ditaati dan dipatuhi oleh peserta didik. Contoh aturan yang tidak
boleh dilanggar oleh peserta didik disekolah misalnya seperti merokok, bawa HP,
rambut di cat, bolos sekolah. Akan tetapi peraturan diatas masih sering dilanggar
oleh peserta didik sehingga banyak kasus-kasus yang sering terjadi di MTs N
Prambanan. Untuk pelanggaran seperti itu hampir ada setiap harinya, tetapi
untuk siswa yang dengan sendirinya datang ke BK untuk berkonsultasi tidak
banyak, kebanyakan siswa takut datang ke BK karena mereka mengira di BK mereka
akan dimarahi. Hanya sekitar 2-3 siswa per minggu yang datang ke BK. Siswa yang datang ke BK lebih banyak mereka
yang ingin berkonsultasi dalam bidang belajar yaitu kesulitan-kesulitan dalam
belajar di kelas misalnya seperti guru tidak jelas ketika menerangkan
pembelajaran, ada kontra dengan guru . Jadi kesukarelaan siswa untuk datang ke
BK guna mendapat bantuan terhadap pemecahan masalahnya masih sangat kurang. Di
MTs N untuk siswa yang sudah berpikir dewasa, siswa lebih memahami apa hakikat
dari BK itu sendiri sebagai tempat bercerita atau berkonsultasi bukan hanya tempat
siswa-siswa yang melanggar aturan dan yang berpikir seperti itu masih sangat
minim.
Contoh kasus untuk pelanggaran seperti rambut
di cat guru menegur terlebih dahulu, tidak langsung men-skor siswa. Dan untuk
pelanggaran bolos sekolah, jika sudah sampai 3X guru memanggil orang tua siswa.
Skor maksimal yaitu 100. Jika sudah lebih dari dikeluarkan. Tetapi kebijakan
sekolah untuk tahun ini tidak demikian, siswa dipertahankan sampai semester 2
karena terkait dengan data Emis siswa secara online. Jika nanti dikeluarkan
siswa akan kesulitan ketika mencari sekolah. Demi rasa kemanusiaan dan sosial
kebijakan sekolah seperti itu. Jadi tidak sembarangan sekolah dalam menindak
tegas siswanya yang melakukan penyimpangan. Besar kecilnya skor yang diberikan
kepada siswa tergantung pada berat tidaknya pelanggaran yang dilakukan siswa
tersebut. Jika siswa melakukan pelanggaran yang berat skor dan hukuman yang
diberikan oleh sekolah juga akan memberatkan siswa, walaupun tidak semudah
membalikkan telapak tangan ketika pihak sekolah memang harus membuat keputusan
untuk mengeluarkan siswa dari sekolah.
Jika ada siswa yang bermasalah dikelas, yang
pertama mengetahui yaitu guru mata pelajaran kemudian wali kelas, guru BK dan
kepala sekolah. Tetapi terkadang wali kelasnya tidak mengetahui bahwa siswanya
bermasalah dan jika diberi tahu bahwa ada anak didiknya yang bermasalah oleh
BK, wali kelas kurang peduli atau bersikap cuek. Jadi kurang ada kerja sama atau
kurang komunikasi antar guru mata pelajaran, wali kelas dan guru BK. Kurangnya
kepedulian guru atapun wali kelas dari siswa yang bermasalah menjadi salah satu
hambatan, jadi pelaksanaan bimbingan konseling di MTsN Prambanan kurang efektif.
Karena banyaknya siswa yang kurang percaya diri
ataupun merasa takut unntuk datang menyampaikan masalahnya langsung ke BK.
Siswa diberi fasilitas yaitu siswa dapat
menulisnya di kotak masalah atau kirim surat. Jadi guru BK bisa menindaklanjuti
masalah yang disampaikan.
Bimbingan Konseling di MTsN Prambanan menangani
beberapa bidang diantaranya bidang pribadi, bidang sosial, bidang belajar dan
perkembangan karir. Jadi bidang yang tidak ditangani di MTs N Prambanan yaitu
bidang keberagamaan dan kehidupan berkeluarga. Jadi siswa dapat berkonsultasi
berbagai hal yang berkaitan dengan bidang yang ditangani oleh BK di MTsN
Prambanan.
Pada bidang pribadi, yang
biasa dikonsultasikan oleh siswa adalah mengenai pengembangan bakat, masalah
pribadi yang berkaitan dengan emosi dan masih banyak yang lainnya. Disini guru
BK mencoba untuk menyelesaikan dan memberikan arahan kepada siswa
tentang masalah-masalah yang mereka hadapi, ataupun hal-hal yang mereka
tanyakan tanpa adanya paksaan. Misalnya sudah pernah ada siswa yang sebenarnya
dia mempunyai bakat, akan tetapi dia tidak tau bagaimana untuk
mengembangkannya. Dari pihak BK tidak pernah memaksa anak tersebut harus
mengikuti ekstrakurikuler ini atau itu, tetapi mereka hanya membiarkan anak
tersebut untuk mencoba memilih dan menghubungkan kegiatan apa yang harus dia
pilih sesuai dengan bakat yang dia miliki.
Pada bidang sosial, yang
sering terjadi adalah masalah akibat adanya interaksi atau komunikasi yang
salah pada siswa-siswa dan juga dengan guru mata pelajaran. Terkadang dalam berinteraksi terdapat salah kata atau sikap yang entah
itu sengaja atau tidak terkadang menyinggung atau menyakiti orang lain. Hal
inilah yang akhirnya menimbulkan salah paham dan mendatangkan konflik. Pernah
terjadi perkelahian antar siswa. Guru BK disini memanggil kedua belah pihak dan
mendamaikan mereka dengan cara meluruskan masalah apa yang sebenarnya terjadi,
menjelaskan bahwa mereka hanya salah paham dan setelah itu juga meberikan
arahan bagaimana seharusnya bersikap dan berkata yang sopan santun agar setiap
tindakan dan sikap kita tidak menimbulkan orang lain tersinggung dan
mendatangkan masalah.
Pada bidang belajar, yang
sering di tanyakan siswa adalah tentang cara belajar yang efektif dan benar.
Banyak siswa yang mengeluh bahwa mereka tidak bisa mengatur waktu mereka untuk belajar dan susah berkonsentrasi dalam belajar. Dari
pihak BK memberikan arahan bahwa siswa harus membuat jadwal belajar, dan
memberi saran agar mereka bisa berkonsentrasi dalam belajar, seperti memberikan
saran tempat-tempat belajar yang baik, bagaimana mencari suasana tempat belajar
yang baik, dan lain sebagainya.
Bidang karier merupakan
bidang bimbingan yang paling sering ditanyakan dan di konsultasikan siswa,
terutama siswa-siswa kelas IX. Mereka sering mengalami kebingungan
melanjutkan studi. Disini guru BK memberikan
informasi tentang Sekolah-Sekolah yang berkualitas yang bisa menjadi
referensi untuk siswa kelas IX melanjutkan studinya. Jadi tidak hanya siswa yang melakukan pelanggaran saja yang harus datang ke kantor
BK, tapi semua siswa diharapkan bisa memanfaatkan BK sebagai bagian dari
fasilitas yang disediakan oleh pihak sekolah.
Dalam pelaksanaan BK di MTs N Prambanan
mengalami hambatan dari sisi kedinasan yakni kurang ada kerjasama antar sesama
guru mata pelajaran dan guru BK jadi
guru BK harus lebih aktif untuk melakukan pengamatan siswa-siswa dan lebih peka
terhadap permasalahan yang dialami siswa.
Tugas BK pada dasarnya menangani siswa-siswa
yang kesulitan dalam belajar, menerima konsultasi dan memberikan informasi.
Tetapi pada saat ini BK identik dengan
menangani siswa – siswa yang melanggar peraturan. Justru malah lebih
banyak menangani masalah-masalah siswa yang nakal yang sebenarnya tugas bidang
Kesiswaan tetapi BK juga ikut andil. Jadi ada kerjasama antara BK dan Bidang
Kesiswaan.
B.
Peran guru
Bimbingan Konseling (BK) di MTs N Prambanan
Peran BK sangat besar di sekolah-sekolah misalnya seperti di MTs N Prambanan. Disini
guru BK berusaha untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi siswa secara tuntas.
Guru juga berusaha untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah yang sedang
dihadapi oleh siswa. Karena dengan beban masalah siswa menjadi tidak kosentrasi
di sekolah. BK harus memberikan pendampingan terhadap siswa dalam membuat suatu
keputusan.
Bimbingan Konseling di MTs N Prambanan berusaha
untuk membantu siswa lebih memahami akan dirinya sendiri agar bisa menyesuaikan
diri dengan lingkungan sekolah. Jadi BK memiliki fungsi pemahaman.
Fungsi Pencegahan, Guru BK mengantisipasi
berbagai masalah yang mungkin terjadi pada siswa dan berupaya untuk mencegahnya.
Beberapa masalah yang perlu diinformasikan kepada para siswa dalam rangka
mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak diharapkan dan melakukan
sosialisasi diantaranya : bahayanya minuman keras, merokok, penyalahgunaan
obat-obatan, drop out, dan pergaulan bebas (free sex).
Fungsi Pengembangan, Guru BK memiliki peran yaitu untuk
memberikan saran agar siswa bisa mengembangkan potensi yang dimiliki sesuai
dengan ekstrakulikuler yang ada dan menjaga agar siswa tetap berlaku positif
yang sesuai dengan aturan/tata tertib yang ada yaitu fungsi pemeliharaan.
Guru BK
juga membantu siswa untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi siswa
sampai masalah itu selesai. Misalnya : ketika siswa mengalami kesulitan belajar
dengan mata pelajaran tertentu. Jadi BK di MTs N Prambanan memiliki fungsi
pengentasan.
Guru BK juga bertugas untuk melakukan penilaian
dalam raport tentang rekap kehadiran,
rekap kasus. Jadi guru BK memberikan penilaian pada nilai kepribadian atau
sikap. Kadang memang guru BK lebih tahu kepribadian siswa dibandingkan dengan
guru wali kelas siswa sendiri.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Perubahan kurikulum dari KTSP menjadi kurikulum 2013 membuat layanan
bimbingan dan konseling mengalami hambatan dan tidak bisa memberikan layanan
secara maksimal, karena pada kurikulum 2013 tidak ada lagi jam untuk BK.
Pelayanan hanya melalui konsultasi di ruang BK .
Di MTs N untuk siswa yang
sudah berpikir dewasa, siswa lebih memahami apa hakikat dari BK itu sendiri
yaitu sebagai tempat bercerita atau berkonsultasi bukan hanya tempat
siswa-siswa yang melanggar aturan dan yang berpikir seperti itu masih sangat
minim. Masih banyak
siswa di MTs N Prambanan yang merasa takut dengan BK.
Bimbingan Konseling di MTsN Prambanan menangani
beberapa bidang diantaranya bidang pribadi, bidang sosial, bidang belajar dan
perkembangan karir. Jadi bidang yang tidak ditangani di MTs N Prambanan yaitu
bidang keberagamaan dan kehidupan berkeluarga. Jadi siswa dapat berkonsultasi
berbagai hal yang berkaitan dengan bidang yang ditangani oleh BK di MTsN
Prambanan. Tidak hanya siswa yang ketahuan melakukan pelanggaran saja yang
harus datang ke kantor BK, tapi semua siswa diharapkan bisa memanfaatkan BK
sebagai bagian dari fasilitas yang disediakan oleh pihak sekolah.
Peran BK sangat besar di sekolah-sekolah misalnya seperti di MTs N Prambanan. Disini
guru BK berusaha untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi siswa secara tuntas.
Guru juga berusaha untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah yang sedang
dihadapi oleh siswa. Karena dengan beban masalah siswa menjadi tidak
kosentrasidi sekolah. Bk harus memberikan pendampingan terhadap siswa dalam
membuat suatu keputusan. Guru BK juga bertugas untuk melakukan penilaian dalam
raport tentang rekap kehadiran, rekap
kasus. Jadi guru BK memberikan penilaian pada nilai kepribadian atau sikap.
Kadang memang guru BK lebih mengetahui tentang kepribadian siswa dibandingkan
dengan guru wali kelas.
B. Saran
Dalam makalah ini masih banyak kekuranag dalam
segi materi dan kesalahan dalam penulisan.Untuk itu, kami mohon kritik dan
saran agar makalah ini menjadi lebih baik lagi dan dapat menambah wawasan
pengetahuan.
Komentar
Posting Komentar