Bahan Ajar Non Cetak dan Macam-macamnya



A.    PENGERTIAN BAHAN AJAR CETAK
Bahan ajar cetak adalah bahan ajar yang pembuatannya menggunakan media cetak atau tulisan. Dengan kata lain , informasi atau materi ajarnya tersimpan dalam bentuk tulisan . Bentuk tulisan ini juga menggambarkan bahwa bahan ajar ini menggunakan bahasa verbal sebagai media komunikasinya.
Kepm dan Dayton juga menyebutkan bahwa bahan ajar cetak (printed) adalah sejumlah bahan yang disiapkan dalam kertas, yang dapat berfungsi untuk keperluan pembelajaran atau penyampaian informasi. Contohnya handout , buku , modul, LKS , brosur , leaflet, wallchart, gambar, model atau maket. Bahan ajar cetak saat ini masih menjadi bahan ajar yang sangat baku untuk dipergunakan secara luas di sekolah maupun madrasah. Hampir sebagian proses pembelajaran pada berbagai tingkatan menggunakan bahan ajar cetak sebagai buku utama karena bahan ajar cetak merupakan media yang paling mudah diperoleh.
Kelebihan bahan ajar cetak adalah tidak diperlukannya alat khusus dan mahal untuk memanfaatkannya. Dan bahan ajar cetak merupakan media yang sangat canggih dalam hal mengembangkan kemampuan peserta didik untuk mampu belajar tentang prinsip-prinsip umum dan abstrak dengan menggunakan argumentasi yang logis. Sementara dari kualitas penyampaian, bahan ajar cetak dapat memaparkan kata-kata, angka-angka, gambar serta diagram. Dari segi penggunaannya, bahan ajar ini bersifat self sufficient . Maksudnya, untuk menggunakannya tidak diperlukan alat lain dan mudah dibawa kemana-mana.
kelemahan bahan ajar cetak, antara lain: tidak mampu menyajikan gerakan, pemaparan materi bahan ajar cetak bersifat linier dan membutuhkan kemampuan baca yang tinggi dari pembacanya.

B.     MACAM-MACAM BAHAN AJAR CETAK
1.      Handout
a.       Pengertian Handout
Menurut Echols dan Shadily Handout adalah sesuatu yang diberikan secara gratis. Sedangkan menurut Mohammad adalah selembar (atau beberapa lembar) kertas yang berisi tugas atau tes yang diberikan pendidik kepada siswa. Untuk pandangan lain nya, handout diartikan sebagai “segala sesuatu” yang diberikan kepada siswa ketika mengikuti kegiatan pembelajaran. Handout dengan demikian dibuat dengan tujuan untuk memperlancar dan memberikan bantuan informasi atau materi pembelajaran sebagai pegangan bagi siswa. Sementara itu, handout dapat digunakan untuk beberapa kali pertemuan sangat tergantung dari desain dan lama waktu untuk menyelesaikan satuan pembelajaraan tersebut.
Secara lebih spesifik, menurut buku Pedoman Pengembangan Bahan Ajar yang diterbitkan oleh Depdiknas, handout lebuh dimaknai sebagai bahan ajar tertulis yang diharapkan dapat mendukung bahan ajar lainya atau penjelasan guru. Handout biasanya merupakan bahan tertulis tambahan yang dapat mendukung bahan ajar lainya atau penjelasan dari guru. Handout biasanya merupakan bahan tertulis tambahan yang dapat memperkaya siswa dalam belajar untuk mencapai kompetensinya.
Berdasarkan beberapa pandangan di atas dapat kita pahami bahwa handout adalah bahan pembelajaran yang sangat ringkas. Bahan ajar ini bersumber dari beberapa literatur yang relevan terhadap kompetensi dasar dan materi pokok yang diajarkan kepada siswa. Di mana bahan ajar ini diberikan kepada siswa guna memudahkan mereka saat mengikuti proses pembelajaran. Dengan demikian, bahan ajar ini tentunya bukanlah suatu ajar yang mahal, namun ekonomis dan praktis.
Fungsi, Tujuan dan Kegunaa handout adalah sebagai berikut :
·         Fungsi dari handout:
a.       Membantu siswa agar tidak perlu mencatat.
b.      Pendamping penjelasan guru
c.       Bahan rujukan siswa
d.      Memotivasi siswa lebih giat belajar
e.       Pengingat pokok materi-materi yang diajarkan
f.       Memberi umpan balik
g.      Menilai hasil belajar



·         Tujuan pembuatan handout itu adalah:   
a.       Memperlancar dan memberikan bantuan formasi atau materi pembelajaran sebagai pegangan siswa
b.      Mendukung bahan ajar lainya atau penjelasan dari pendidik
c.       Memperkaya pengetahuan siswa
·         Manfaat pengembangan handout dalam kegiatan pembelajaran antara lain:
a.       Memudahkan siswa saat mengikuti proses pembelajaran
b.      Melengkapi kekurangan materi, baik materi yang diberikan dalam buku ajar maupun materi yang diberikan secara lisan oleh pendidik.
Karakteristik Handout dan Unsur-unsurnya, menurut Ida Malati Sadjati ada tiga ciri unik dari handout, yaitu:
a.       Handout merupakan jenis bahan cetak yang dapat memberikan informasi kepada siswa
b.      Handout berhubungan dengan materiyang diajarkan pendidik
c.       Biasanya handout terdiri dari catatan (baik lengkap maupun kerangkanya saja) tabel, diagram, peta, dan materi tambahan lainya
Sementara itu sebagai bahan ajar, handout memiliki sejumlah unsur. Unsur-unsur ini dapat disebut sebagai sruktur handout. Untuk membuat handout yang baik dan benar maka unsur-unsur ini perlu diketahui, antara lain judul dan informasi pendukung. Secara lebih perinci unsur-unsur tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: yang pertama identitas handout yang meliputi nama madrasah, kelas, nama mata pelajaran, pertemuan ke-, handout ke-, jumlah halaman, dan mulai berlakunya handout. Yang kedua materi pokok atau materi pendukung pembelajaran yang akan disampaikan.
b.      Jenis-jenis Handout
Berdasarkan karakteristik mata pelajarannya, handout dibedakan menjadi dua macam, yaitu: handout mata pelajaran praktik dan nonpraktik. Untuk lebih jelasnya di bawah ini ada bagan handout menurut karakteristiknya.
Handout mata pelajaran praktik dalam susunannya memiliki ketentuan sebagai berikut:
a.       Materi pokok kegiatan praktik, didalammnya terdiri dari: langkah-langkah kegiatan/proses yang harus dilakukan siswa, langkah demi langkah dalam memilih alat, merangkai dan menggunakan alat atau instrument yang akan digunakan dalam rangkaian kegiatan praktik.
b.      Pembelajaran dengan melakukakan praktik berbeda dengan pembelajaran teori, pengalaman dan keterampilan siswa sangat diharapkan dalam pembelajaran praktik.
c.       Perlu dilakuakan pretest terlebih dahulu, sebelum siswa memasuki ruangan laboratorium atau bengkel, untuk mengetahui sejauh mana telah siap dengan segala apa yang akan dipraktikkan.
d.      Penggunaan alat evaluasi sangat diperlukan untuk umpan balik dan untuk mengetahui tingkat ketercapaian tujuan pembelajaran.
e.       Keselamatan kerja di laboratorium bengkel perlu dibudayakan dalam kegiatan dalam kegiatan prakti, baik praktik di lab maupun di bengkel.
f.       Format identitas sama dengan penjelasan di atas, isi handout disesuaikan dengan materinya.
Handout mata pelajaran nonpraktik penyusunannya dibuat dengan ketentuan sebagai berikut:
a.       Sebagai acuan handout adalah SAP (Satuan Acara Pembelajaran)
b.      Format handout terdiri dari : bebas berupa slide atau narasi kalimat tetapi singkat.
c.       Isi handoutnya meliputi materi dan perincianya.
Sementara itu, berdasarkan ketergantunganya dengan bahan ajar lain, maka handout dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu handout yang terlepas sama sekali dari buku utamanya dan handout yang menjadi bagian yang tak terpisahkan dari buku atau modul yang digunakan untuk materi tertentu. Handout akan berisi materi baru jika dalam perkembangan pembelajaran ditemukan konsep atau pemikiran atau masalah baru yang belum dibahas dalam modul atau buku sumber yang digunakan. Sementara handout yang berisi penjelasan yang lebih lengkap dari materi yang sudah dibahas dalam modul atau buku atau diberikan dalam pembelajaran lisan.
c.       Langkah-langkah Pembuatan Handout
a.       Melakukan analisis kurikulum
b.      Menentukan judul handout dan menyesuaikan dengan kompetensi dasar dan materi pokok yang akan dicapai.
c.       Mengumpulkan referensi sebagai bahan penulisan.
d.      Dalam menulis diusahakan agar kalimat tidak terlalu panjang.
e.       Mengevaluasi hasil tulisan dengan cara dibaca ulang, bila perlu dibaca orang lain terlebih dahulu untuk mendapat masukan.
f.       Memperbaiki handout sesuai dengan kekurangan yang ditemukan.
g.      Menggunakan berbagai sumber yang dapat memperkaya materi handout, misalnya dari buku, internet, majalah dan jurnal penelitian.

2.      Buku
Dalam jenis bahan ajar cetak, selain handout dan modul adapula yang berbentuk buku ajar, Nasution mengatakan, bahwa buku ajar adalah bahan pengajaran yang paling banyak digunakan diantara semua bahan pengajaran lainnya.
Untuk mampu memahami bagaimana cara pembauatan buku ajar ini dengan baik,berikut point-point penting yang harus dipahami, diantaranya adalah tentang apa yang dimaksud dengan buku ajar, apa fungsi, tujuan, dan kegunaan, apa saja unsure-unsur buku sebagai bahan ajar, bagaimana langkah penyusunan buku ajar yang menarik, dan bagaimana pula mengembangkan buku ajar yang baik.
a.       Pengertian buku sebagai bahan ajar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) buku adalah lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong. Secara umum, buku merupakan bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan buah pikiran dari pengarangnya. Ada pula yang memandang bahwa buku adalah salah  satu sumber bacaan, berfungsi sebagai sumber bahan ajar dalam bentuk materi cetak (printed material).Dari pandangan diatas ditegaskan oleh Abdul Majid bahwa buku sebagai bahan ajar merupakan buku yang berisi suatu ilmu pengetahuan hasil analisis terhadap kurikulum dalam bentuk tertulis. Hal serupa juga di kemukakan dalam buku Panduan Pengembangan Bahan Ajar yang diterbitkan Depdiknas, yaitu bahwa jika seorang guru menyiapkan sebuah buku yang digunakan bahan ajar, maka buah pikirnya harus diturunkan dari kompetensi dasar yang tertuang dalam kurikulum, sehingga buku akan memberi makna sebagai bahan ajar bagi siswa yang mempelajarinya. Biasanya buku ajar merupakan salah satu pendekatan tentang implementasi kurikulum dan karena itu ada kemungkinan terdapat berbagai macam buku ajar tentang satu bidang studi tertentu
Secara umum buku dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu:
1.      Buku sumbera dalah buku yang biasa dijadikan rujukan.
2.      Buku bacaan adalah buku yang hanya berfungsi untuk bahan bacaan saja.
3.      Buku pegangan adalah buku yang biasanya dijadikan pegangan guru atau pengajar dalam melaksanakan proses pengajaran.
4.      Buku bahan ajar adalah buku yang disusun untuk proses pembelajaran dan berisi bahan-bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan
Untuk buku bahan ajar sendiri, bahan ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu buku ajar utama dan pelengkap. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa buku ajar adalah buku berisi ilmu pengetahuan yang diturunkan dari kompetensi dasar yang tertuang dalam kurikulum dimana buku tersebut digunakan oleh siswa untuk belajar.
b.      Fungsi, tujuan dan kegunaan buku ajar Buku ajar hingga kini masih dianggap sebagai bahan ajar yang paling utama, hal ini membuktikan juga bahwa keberadaan buku ajar masih merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses pembelajaran. Dari sinilah timbul fungsi, tujuan dankegunaan buku ajar.
Fungsi:
1.      Sebagai bahan referensi atau bahan rujukan oleh siswa.
2.      Sebagai bahan evaluasi.
3.      Sebagai alat bantu pendidik dalam melaksanakan kurikulum.
4.      Sebagai salah satu penentu metode atau teknik pengajaran yang akan digunakan pendidik.
5.      Sebagai sarana untuk peningkatan karir dan jabatan.
Tujuan:
1.      Memudakan pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran.
2.      Memberi kesempatan siswa untuk mengulangi pelajaran atau mempelajari pelajaran baru.
3.      Menyediakan materi yang menarik bagi siswa.
Kegunaan:
1.      Membantu pendidik dalam melaksanakan kurikulum.
2.      Menjadi pegangan guru dalam menentukan metode pengajaran.
3.      Memberikan pengetauan bagi siswa maupun pendidik.
4.      Menjadi penambah nilai angkamredit untuk mempermudah kenaikan pangkat dan golongan.
5.      Menjadi sumber penghasilan jika diterbitkan.

3.      Modul
a.       Pengertian modul
Menurut Abdul Majid, modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar siswa dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru. Dengan demikian, maka sebuah modul harus dapat dijadikan sebuah bahan ajar sebagai pengganti fungsi guru. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian modul adalah kegiatan program belajar mengajar yang dapat dipelajari oleh siswa dengan bantuan yang minimal dari guru atau dosen pembimbing, meliputi : perencanaan tujuan yang akan dicapai secara jelas, penyediaan materi pelajaran, alat yang dibutuhkan, serta alat untuk penilai, dan mengukur keberhasilan siswa dalam penyelesaian pelajaran.
b.      Fungsi dan tujuan
Sebagai salah jenis bahan ajar cetak, modul memiliki empat fungsi, sebagai berikut: Pertama, bahan ajar mandiri. Maksudnya, penggunaan modul dalam proses pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk belajar sendiri tanpa bergantung kepada kehadiran pendidik. Kedua, pengganti fungsi pendidik. Maksudnya, modul sebagai bahan ajar harus mampu menjelaskan materi pembelajaran dengan baik dan mudah dipahami oleh siswa sesuai dengan tingkat pengetahuan dan usianya. Ketiga, sebagai alat evaluasi. Maksudnya, dengan modul siswa dituntut dapat mengukur dan menilai sendiri tingkat penguasaannya terhadap materi yang telah dipelajari. Dan, keempat, sebagai bahan rujukan bagi siswa. Maksudnya, karena modul mengandung berbagai materi yang harus dipelajari oleh siswa, maka modul juga memiliki fungsi sebagai bahan rujukan bagi siswa.
Pembuatan modul dalam kegiatan pmbelajaran mempunyai lima tujuan, sebagai berikut: pertama, agar siswa dapat belajar secara mandiri tanpa, atau, dengan bimbingan pendidik (yang minimal). Kedua, agar peran pendidik tidak terlalu dominan dan otoriter dalam kegiatan pembelajaran. Ketiga, melatih kejujuran siswa. Keempat, mengakomodasi berbagai tingkat dan kecepatan belajar siswa. Kelima, agar siswa mampu mengukur sendiri tingkat penguasaan materi yang telah dipelajarinya.
c.       Jenis-jenis modul
Ada beberapa macam jenis modul yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Ada dua klasifikasi modul, yaitu menurut penggunaannya dan tujuan penyusunannya. Dari segi penggunaannya modul dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu modul untuk siswa dan pendidik. Jenis modul lainnya yakni menurut tujuan penyusunannya, Vembriarto membedakan modul menjadi dua macam, yaitu modul inti (modul dasar) dan pengayaan.
1.      Modul Inti
Merupakan modul yang disusun dari kurikulum dasar, yang merupakan tuntutan dari pendidikan dasar umum yang diperlukan oleh seluruh warga negara Indonesia. Modul pengajaran ini merupakan hasil penyusunan dari unit-unit program.
2.      Modul Pengayaan
Modul pengayaan adalah salah satu bentuk modul yang merupakan hasil dari penyusunan unit-unit program pengayaan yang berasal dari program pengayaan yang bersifat memperluas (dimensi horizontal) dan bersifat memperdalam (dimensi vertikal) program pendidikan dasar yang bersifat umum tersebut.
d.      Unsur-unsur modul
Modul berisi tentang tujuh komponen, sebagai berikut: judul, petunjuk belajar (petunjuk siswa atau pendidik), kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, latihan, petunjuk kerja atau dapat pula berupa lembar kerja (LK), dan evaluasi. Menurut Vembriarto modul yang sedang dikembangkan di Indonesia meliputi tujuh unsur, sebagai berikut:
1.      Rumusan Tujuan Pengajaran yang Eksplisit dan Spesifik.
2.      Petunjuk untuk Guru
3.      Lembaran Kegiatan Siswa
4.      Lembaran Kerja Bagi Siswa
5.      Kunci Lembaran Kerja
6.      Lembaran Evaluasi
7.      Kunci Lembaran Evaluasi
4.      Lembar Kerja Siswa (LKS)
a.       Pengertisn lembar kerja siswa (LKS)
Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. LKS biasanya berupa petunjuk, langkah untuk menyelesaikan suatu tugas, suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas kompetensi dasar yang akan dicapainya.(Depdiknas; 2004;18). Trianto (2008 :148) mendefinisikan bahwa Lembar Kerja Siswa adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan dan pemecahan masalah.
Menurut pengertian di atas maka LKS berwujud lembaran berisi tugas-tugas guru kepada siswa yang disesuaikan dengan kompetensi dasar dan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Atau dapat dikatakan juga bahwa LKS adalah panduan kerja siswa untuk mempermudah siswa dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
b.      Tujuan dan kegunaan lembar kerja siswa (LKS)
Tujuan :
1.       Mengaktifkan siswa dalam proses kegiatan pembelajaran.
2.       Membantu siswa  mengembangkan konsep.
3.       Melatih siswa untuk menemukan dan mengembangkan ketrampilan proses.
4.       Sebagai pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan proses kegiatan pembelajaran.
5.       Membantu siswa dalam memperoleh informasi tentang konsep yang dipelajari melalui proses kegiatan pembelajaran secara sistematis.
6.       Membantu siswa dalam memperoleh catatan materi yang dipelajari melalui kegiatan pembelajaran
Kegunaan :
1.       Memberikan pengalaman kongkret bagi siswa.
2.       Membantu variasi belajar.
3.       Membangkitkan minat siswa.
4.       Meningkatkan retensi belajar mengajar.
5.       Memanfaatkan waktu secara efektif dan efisien
c.       Syarat-syarat menyusun LKS
Agar LKS tepat dan akurat, maka harus dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
Susunan Kalimat dan kata-kata diutamakan:
1.       Sederhana dan mudah dimengerti.
2.        Singkat dan jelas.
3.       Istilah baru hendaknya diperkenalkan terlebih dahulu.
Gambar dan ilustrasi hendaknya dapat:
1.       Membantu siswa memahami materi.
2.       Menunjukkan cara dalam menyusun sebuah pengertian.
3.       Membantu siswa berpikir kritis.
4.       Menentukan Variabel yang akan dipecahkan dalam kegiatan pembelajaran.
Tata letak hendaknya:
1.       Membantu siswa memahami materi dengan menunjukkan urutan kegiatan secara logis dan sistematis.
2.       Menunjukkan bagian-bagian yang sudah diikuti dari awal hingga akhir.
3.       Desain harus menarik. (Depdikbud, 1996/1997:25-26)
e.       Prosedur penyusunan LKS
1.      Menentukan kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran untuk dimodifikasi ke bentuk pembelajaran dengan LKS.
2.      Menentukan ketrampilan proses terhadap kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran.
3.      Menentukan kegiatan yang harus dilakukan siswa sesuai dengan kompetensi dasar indikator dan tujuan pembelajaran.
4.      Menentukan alat, bahan dan sumber belajar.
5.       Menemukan perolehan hasil sesuai tujuan pembelajaran.

5.      Brosur
Pengertian brosur menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, yang diteerbitkan oleh percerakan Balai Pustaka pada tahun 1996 adalah Bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang disusun secara bersistem, atau cetakan yang hanya terdiri atas beberapa halaman dan dilipat tanpa dijilid atau selebaran cetakan yang berisi keterangan singkat tetapi lengkap tentang perusahaan atau organisasi.
Selain berfungsi sebagai media penyampai informasi sebagaimana tercantum diatas, brosur juga dapat dimanfatkan sebagai bahan ajar atau sebagai sebuah metode pengajaran , selama sajian brosur diturunkan dari kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh sisiwa. Agar sebuah brosur dapat digunakan sebagai bahan ajar dan dapat berhasil efektif mencapai satu standar sebuah kompetensi dasar, maka brosur atau lembaran brosur hendaklah dibuat dan didesain hanya untuk mencapai satu kompetensi dasar pengajaran saja.
Kelebihan bahan ajar brosur :
1.      Merupakan media yang mudah diperoleh dan sederhana.
2.      Dapat memaparkan kata-kata, gambar dan diagram.
3.      Mudah dibawa karena bentuknya kecil dan ringan. Informasi didalamnnya dapat dengan cepat diakses dan mudah dibaca secara sekilas oleh penggunanya.
4.      Relatif murah untuk diproduksi atau dibeli dan dapat digunakan berulang-ulang.
Kekurangan bahan ajar brosur :
1.      Sulit memberikan bimbingan kepada pembacanya yang mengalami kesulitan memahami bagian tertentu dari bahan ajar tersebut.
2.      Sulit memeberikan umpan balik untuk pertanyaan yang diajukan yang memiliki banyak kemungkinan jawaban atau pertanyaan yang membutuhkan jawaban yang kompleks dan mendalam.
3.      Tidak dapat mengakomodasi peserta didik dengan kemampuan baca terbatas karena bahan ajar cetak ditulis pada tingkat baca tertentu.
4.      Cenderung digunakan sebagai hafalan. Ada sebagaian guru yang menuntut peserta didiknya untuk menghafal data, fakta, dan angka. Tuntutan ini akan membatasi penggunaan bahan ajar cetak hanya sebatas alat bantu menghafal.
5.      Kadangkala memuatt terlalu banyak terminologi dan istilah sehingga dapat menyebabkan beban kognitif yang besar kepada peserta didik.
6.      Presentasi satu arah karena bahan ajar cetak tidak interaktif sehingga cenderung digunakan dengan pasif, tanpa pemahaman yang memadai.
6.      Leaflet
Leaflet merupakan salah satu publikasi singkat dari berbagai bentuk media komunikasi yang berupa selebaran.Semacam  buku kecil yang tak berjilid. Mungkin hanya terdiri dari satu lembar yang dicetak di kedua permukaannya. Tapi bisa juga dilipat dibagian tengahnya sehingga menjadi empat halaman. Atau bisa juga dilipat tiga sampai empat kali hingga menjadi beberapa halaman. berisi keterangan atau informasi tentang perusahaan, produk, organisasi dan jasa atau ide untuk diketahui oleh umum.
a.       Ciri-ciri Leaflet sebagai berikut:
1.      Dilihat dari bentuk leaflet :
a.       Lembaran kertas berukuran kecil yang dicetak.
b.      Dilipat maupun tidak dilipat.
c.       Tulisan terdiri dari 200 ± 400 huruf dengan tulisan ceta biasanya juga diselingi gambar-gambar.
d.      Ukuran biasanya 20  ± 30 cm.
2.      Dilihat dari isi pesan
a.       Pesan sebagai informasi yang mengandung peristiwa.
b.      Bertujuan untuk promosi.
c.       Isi leaflet harus bisa dibaca sekali pandang.
b.      Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan leaflet
a.       Tentukan kelompok sasaran yang ingin dicapai.
b.      Tuliskan apa tujuannya.
c.       Tentukan isi singkat hal-hal yang mau ditulisdalam isi leaflet.
d.      Kumpulkan tentang subyek yang akan disampaikan.
e.       Buat garis-garis besar cara penyajian pesan, termasuk didalamnya bagaimana bentuk tulisan gambar serta tata letaknya.
f.       Buatkan konsepnya.
g.      Konsep di tes terlebih dahulu pada kelompok sasaran yang hampir sama dengan kelompok sasaran.
7.      Wallchart
a.       Pengertian wallchart
Wallchart adalah bahan cetak, biasanya berupa bagan siklus/proses atau grafik yang bermakna menunjukkan posisi tertentu. Agar wallchart terlihat lebih menarik bagi siswa maupun guru, maka wallchart didesain dengan menggunakan tata warna dan pengaturan proporsi yang baik. Wallchart biasanya masuk dalam kategori alat bantu melaksanakan pembelajaran, namun dalam hal ini wallchart didesain sebagai bahan ajar. Karena didesain sebagai bahan ajar, maka wallchart harus memenuhi kriteria sebagai bahan ajar antara lain bahwa memiliki kejelasan tentang KD dan materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik, diajarkan untuk berapa lama, dan bagaimana cara menggunakannya. Sebagai contoh wallchart tentang siklus makhluk hidup binatang antara ular, tikus dan lingkungannya.
b.      Tujuan pembuatan wallchart
·         Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan siswa, yakni bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial siswa.
·         Membantu siswa dalam memperoleh alternatif bahan ajar di samping buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh.
·         Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.
c.       Kriteria wallchart yang baik
Ø  Substansi materi yang disajikan dalam bentuk wallchart harus memiliki relevansi dengan kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik.
Ø  Bagan atau grafik yang disajikan harus benar secara substansi atau dengan kata lain tidak menampilkan data yang salah.
Ø  Ditampilkan dengan skala yang sesuai sehingga terlihat logis.
Ø  Ada perimbangan antara besarnya kertas dengan bagan yang ada didalamnya, sehingga bagan tampak indah dipandang. Biasanya sebuah lembaran wallchart tidak akan habis oleh bagan yang ada didalamnya, melainkan terdapat sisa di sisi kanan, kiri, atas, dan bawahnya.
Ø  memiliki kejelasan tentang kompetensi dasar dan materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik,
Kriteria yang paling utama dalam pemilihan media bahwa media harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. Contoh : bila tujuan atau kompetensi peserta didik bersifat menghafalkan kata-kata tentunya media audio yang tepat untuk digunakan. Jika tujuan atau kompetensi yang dicapai bersifat memahami isi bacaan maka media cetak yang lebih tepat digunakan. Kalau tujuan pembelajaran bersifat motorik (gerak dan aktivitas), maka media film dan video bisa digunakan. Di samping itu, terdapat kriteria lainnya yang bersifat melengkapi (komplementer), seperti: biaya, ketepatgunaan; keadaan peserta didik; ketersediaan; dan mutu teknis.
d.      Kelebihan dan kekurangan wallchart
Kelebihan wallchart antara lain :
u  Lebih fokus ke materi yang disampaikan karena melalui bagan-bagan yang sesuai dengan materi.
u  Bentuknya dibuat menarik untuk menumbuhkan minat seseorang.
u  Dapat di tempel di dinding sehingga dapat dilihat kapan saja.
u   Bisa disesuaikan dengan materi yang disampaikan.

Kekurangan dari media wallchart adalah :
u  Bentuk yang besar menjadi lebih sulit untuk disimpan.
u  Membutuhkan biaya yang cukup banyak.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Studi pendahuluan dalam metode penelitian

laporan pengembangan Kurikulum

"Psikologi Umum - Berfikir"