Bahan Ajar Non Cetak dan Macam-macamnya
A.
PENGERTIAN
BAHAN AJAR CETAK
Bahan
ajar cetak adalah bahan ajar yang pembuatannya menggunakan media cetak atau
tulisan. Dengan kata lain , informasi atau materi ajarnya tersimpan dalam
bentuk tulisan . Bentuk tulisan ini juga menggambarkan bahwa bahan ajar ini
menggunakan bahasa verbal sebagai media komunikasinya.
Kepm
dan Dayton juga menyebutkan bahwa bahan ajar cetak (printed) adalah sejumlah
bahan yang disiapkan dalam kertas, yang dapat berfungsi untuk keperluan
pembelajaran atau penyampaian informasi. Contohnya handout , buku , modul, LKS
, brosur , leaflet, wallchart, gambar, model atau maket. Bahan ajar cetak saat
ini masih menjadi bahan ajar yang sangat baku untuk dipergunakan secara luas di
sekolah maupun madrasah. Hampir sebagian proses pembelajaran pada berbagai
tingkatan menggunakan bahan ajar cetak sebagai buku utama karena bahan ajar
cetak merupakan media yang paling mudah diperoleh.
Kelebihan
bahan ajar cetak adalah tidak diperlukannya alat khusus dan mahal untuk
memanfaatkannya. Dan bahan ajar cetak merupakan media yang sangat canggih dalam
hal mengembangkan kemampuan peserta didik untuk mampu belajar tentang prinsip-prinsip
umum dan abstrak dengan menggunakan argumentasi yang logis. Sementara dari
kualitas penyampaian, bahan ajar cetak dapat memaparkan kata-kata, angka-angka,
gambar serta diagram. Dari segi penggunaannya, bahan ajar ini bersifat self
sufficient . Maksudnya, untuk menggunakannya tidak diperlukan alat lain dan
mudah dibawa kemana-mana.
kelemahan
bahan ajar cetak, antara lain: tidak mampu menyajikan gerakan, pemaparan materi
bahan ajar cetak bersifat linier dan membutuhkan kemampuan baca yang tinggi
dari pembacanya.
B.
MACAM-MACAM
BAHAN AJAR CETAK
1. Handout
a. Pengertian
Handout
Menurut Echols dan
Shadily Handout adalah sesuatu yang diberikan secara gratis. Sedangkan menurut
Mohammad adalah selembar (atau beberapa lembar) kertas yang berisi tugas atau
tes yang diberikan pendidik kepada siswa. Untuk pandangan lain nya, handout
diartikan sebagai “segala sesuatu” yang diberikan kepada siswa ketika mengikuti
kegiatan pembelajaran. Handout dengan demikian dibuat dengan tujuan untuk
memperlancar dan memberikan bantuan informasi atau materi pembelajaran sebagai
pegangan bagi siswa. Sementara itu, handout dapat digunakan untuk beberapa kali
pertemuan sangat tergantung dari desain dan lama waktu untuk menyelesaikan
satuan pembelajaraan tersebut.
Secara lebih spesifik,
menurut buku Pedoman Pengembangan Bahan Ajar yang diterbitkan oleh Depdiknas,
handout lebuh dimaknai sebagai bahan ajar tertulis yang diharapkan dapat
mendukung bahan ajar lainya atau penjelasan guru. Handout biasanya merupakan
bahan tertulis tambahan yang dapat mendukung bahan ajar lainya atau penjelasan
dari guru. Handout biasanya merupakan bahan tertulis tambahan yang dapat
memperkaya siswa dalam belajar untuk mencapai kompetensinya.
Berdasarkan beberapa
pandangan di atas dapat kita pahami bahwa handout adalah bahan pembelajaran
yang sangat ringkas. Bahan ajar ini bersumber dari beberapa literatur yang
relevan terhadap kompetensi dasar dan materi pokok yang diajarkan kepada siswa.
Di mana bahan ajar ini diberikan kepada siswa guna memudahkan mereka saat
mengikuti proses pembelajaran. Dengan demikian, bahan ajar ini tentunya
bukanlah suatu ajar yang mahal, namun ekonomis dan praktis.
Fungsi, Tujuan dan Kegunaa handout
adalah sebagai berikut :
·
Fungsi dari
handout:
a. Membantu
siswa agar tidak perlu mencatat.
b. Pendamping
penjelasan guru
c. Bahan
rujukan siswa
d. Memotivasi
siswa lebih giat belajar
e. Pengingat
pokok materi-materi yang diajarkan
f. Memberi
umpan balik
g. Menilai
hasil belajar
·
Tujuan pembuatan
handout itu adalah:
a. Memperlancar
dan memberikan bantuan formasi atau materi pembelajaran sebagai pegangan siswa
b. Mendukung
bahan ajar lainya atau penjelasan dari pendidik
c. Memperkaya
pengetahuan siswa
·
Manfaat
pengembangan handout dalam kegiatan pembelajaran antara lain:
a. Memudahkan
siswa saat mengikuti proses pembelajaran
b. Melengkapi
kekurangan materi, baik materi yang diberikan dalam buku ajar maupun materi
yang diberikan secara lisan oleh pendidik.
Karakteristik
Handout dan Unsur-unsurnya, menurut Ida Malati Sadjati ada tiga ciri unik dari
handout, yaitu:
a. Handout
merupakan jenis bahan cetak yang dapat memberikan informasi kepada siswa
b. Handout
berhubungan dengan materiyang diajarkan pendidik
c. Biasanya
handout terdiri dari catatan (baik lengkap maupun kerangkanya saja) tabel,
diagram, peta, dan materi tambahan lainya
Sementara
itu sebagai bahan ajar, handout memiliki sejumlah unsur. Unsur-unsur ini dapat
disebut sebagai sruktur handout. Untuk membuat handout yang baik dan benar maka
unsur-unsur ini perlu diketahui, antara lain judul dan informasi pendukung.
Secara lebih perinci unsur-unsur tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: yang
pertama identitas handout yang meliputi nama madrasah, kelas, nama mata
pelajaran, pertemuan ke-, handout ke-, jumlah halaman, dan mulai berlakunya
handout. Yang kedua materi pokok atau materi pendukung pembelajaran yang akan
disampaikan.
b. Jenis-jenis
Handout
Berdasarkan
karakteristik mata pelajarannya, handout dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
handout mata pelajaran praktik dan nonpraktik. Untuk lebih jelasnya di bawah
ini ada bagan handout menurut karakteristiknya.
Handout
mata pelajaran praktik dalam susunannya memiliki ketentuan sebagai berikut:
a. Materi
pokok kegiatan praktik, didalammnya terdiri dari: langkah-langkah kegiatan/proses
yang harus dilakukan siswa, langkah demi langkah dalam memilih alat, merangkai
dan menggunakan alat atau instrument yang akan digunakan dalam rangkaian
kegiatan praktik.
b. Pembelajaran
dengan melakukakan praktik berbeda dengan pembelajaran teori, pengalaman dan
keterampilan siswa sangat diharapkan dalam pembelajaran praktik.
c. Perlu
dilakuakan pretest terlebih dahulu, sebelum siswa memasuki ruangan laboratorium
atau bengkel, untuk mengetahui sejauh mana telah siap dengan segala apa yang
akan dipraktikkan.
d. Penggunaan
alat evaluasi sangat diperlukan untuk umpan balik dan untuk mengetahui tingkat
ketercapaian tujuan pembelajaran.
e. Keselamatan
kerja di laboratorium bengkel perlu dibudayakan dalam kegiatan dalam kegiatan
prakti, baik praktik di lab maupun di bengkel.
f. Format
identitas sama dengan penjelasan di atas, isi handout disesuaikan dengan
materinya.
Handout
mata pelajaran nonpraktik penyusunannya dibuat dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Sebagai
acuan handout adalah SAP (Satuan Acara Pembelajaran)
b. Format
handout terdiri dari : bebas berupa slide atau narasi kalimat tetapi singkat.
c. Isi
handoutnya meliputi materi dan perincianya.
Sementara
itu, berdasarkan ketergantunganya dengan bahan ajar lain, maka handout dapat
dibedakan menjadi dua macam yaitu handout yang terlepas sama sekali dari buku
utamanya dan handout yang menjadi bagian yang tak terpisahkan dari buku atau
modul yang digunakan untuk materi tertentu. Handout akan berisi materi baru
jika dalam perkembangan pembelajaran ditemukan konsep atau pemikiran atau
masalah baru yang belum dibahas dalam modul atau buku sumber yang digunakan.
Sementara handout yang berisi penjelasan yang lebih lengkap dari materi yang
sudah dibahas dalam modul atau buku atau diberikan dalam pembelajaran lisan.
c. Langkah-langkah
Pembuatan Handout
a. Melakukan
analisis kurikulum
b. Menentukan
judul handout dan menyesuaikan dengan kompetensi dasar dan materi pokok yang
akan dicapai.
c. Mengumpulkan
referensi sebagai bahan penulisan.
d. Dalam
menulis diusahakan agar kalimat tidak terlalu panjang.
e. Mengevaluasi
hasil tulisan dengan cara dibaca ulang, bila perlu dibaca orang lain terlebih
dahulu untuk mendapat masukan.
f. Memperbaiki
handout sesuai dengan kekurangan yang ditemukan.
g. Menggunakan
berbagai sumber yang dapat memperkaya materi handout, misalnya dari buku,
internet, majalah dan jurnal penelitian.
2. Buku
Dalam jenis bahan ajar
cetak, selain handout dan modul adapula yang berbentuk buku ajar, Nasution
mengatakan, bahwa buku ajar adalah bahan pengajaran yang paling banyak
digunakan diantara semua bahan pengajaran lainnya.
Untuk mampu memahami
bagaimana cara pembauatan buku ajar ini dengan baik,berikut point-point penting
yang harus dipahami, diantaranya adalah tentang apa yang dimaksud dengan buku
ajar, apa fungsi, tujuan, dan kegunaan, apa saja unsure-unsur buku sebagai
bahan ajar, bagaimana langkah penyusunan buku ajar yang menarik, dan bagaimana
pula mengembangkan buku ajar yang baik.
a. Pengertian
buku sebagai bahan ajar
Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) buku adalah lembar kertas yang berjilid, berisi
tulisan atau kosong. Secara umum, buku merupakan bahan tertulis yang menyajikan
ilmu pengetahuan buah pikiran dari pengarangnya. Ada pula yang memandang bahwa
buku adalah salah satu sumber bacaan,
berfungsi sebagai sumber bahan ajar dalam bentuk materi cetak (printed
material).Dari pandangan diatas ditegaskan oleh Abdul Majid bahwa buku
sebagai bahan ajar merupakan buku yang berisi suatu ilmu pengetahuan hasil
analisis terhadap kurikulum dalam bentuk tertulis. Hal serupa juga di kemukakan
dalam buku Panduan Pengembangan Bahan Ajar yang diterbitkan Depdiknas,
yaitu bahwa jika seorang guru menyiapkan sebuah buku yang digunakan bahan ajar,
maka buah pikirnya harus diturunkan dari kompetensi dasar yang tertuang dalam
kurikulum, sehingga buku akan memberi makna sebagai bahan ajar bagi siswa yang
mempelajarinya. Biasanya buku ajar merupakan salah satu pendekatan tentang
implementasi kurikulum dan karena itu ada kemungkinan terdapat berbagai macam
buku ajar tentang satu bidang studi tertentu
Secara umum buku dapat dibedakan menjadi
empat jenis, yaitu:
1. Buku
sumbera dalah buku yang biasa dijadikan rujukan.
2. Buku
bacaan adalah buku yang hanya berfungsi untuk bahan bacaan saja.
3. Buku
pegangan adalah buku yang biasanya dijadikan pegangan guru atau pengajar dalam
melaksanakan proses pengajaran.
4. Buku
bahan ajar adalah buku yang disusun untuk proses pembelajaran dan berisi
bahan-bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan
Untuk buku bahan ajar sendiri, bahan ini
dapat dibedakan menjadi dua yaitu buku ajar utama dan pelengkap. Dari uraian di
atas dapat disimpulkan bahwa buku ajar adalah buku berisi ilmu pengetahuan yang
diturunkan dari kompetensi dasar yang tertuang dalam kurikulum dimana buku
tersebut digunakan oleh siswa untuk belajar.
b. Fungsi,
tujuan dan kegunaan buku ajar Buku ajar hingga kini masih dianggap sebagai
bahan ajar yang paling utama, hal ini membuktikan juga bahwa keberadaan buku
ajar masih merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses pembelajaran.
Dari sinilah timbul fungsi, tujuan dankegunaan buku ajar.
Fungsi:
1. Sebagai
bahan referensi atau bahan rujukan oleh siswa.
2. Sebagai
bahan evaluasi.
3. Sebagai
alat bantu pendidik dalam melaksanakan kurikulum.
4. Sebagai
salah satu penentu metode atau teknik pengajaran yang akan digunakan pendidik.
5. Sebagai
sarana untuk peningkatan karir dan jabatan.
Tujuan:
1. Memudakan
pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran.
2. Memberi
kesempatan siswa untuk mengulangi pelajaran atau mempelajari pelajaran baru.
3. Menyediakan
materi yang menarik bagi siswa.
Kegunaan:
1. Membantu
pendidik dalam melaksanakan kurikulum.
2. Menjadi
pegangan guru dalam menentukan metode pengajaran.
3. Memberikan
pengetauan bagi siswa maupun pendidik.
4. Menjadi
penambah nilai angkamredit untuk mempermudah kenaikan pangkat dan golongan.
5. Menjadi
sumber penghasilan jika diterbitkan.
3. Modul
a. Pengertian
modul
Menurut Abdul Majid,
modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar siswa dapat belajar
secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru. Dengan demikian, maka sebuah
modul harus dapat dijadikan sebuah bahan ajar sebagai pengganti fungsi guru.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian modul adalah kegiatan program
belajar mengajar yang dapat dipelajari oleh siswa dengan bantuan yang minimal
dari guru atau dosen pembimbing, meliputi : perencanaan tujuan yang akan
dicapai secara jelas, penyediaan materi pelajaran, alat yang dibutuhkan, serta
alat untuk penilai, dan mengukur keberhasilan siswa dalam penyelesaian
pelajaran.
b. Fungsi
dan tujuan
Sebagai salah jenis
bahan ajar cetak, modul memiliki empat fungsi, sebagai berikut: Pertama, bahan
ajar mandiri. Maksudnya, penggunaan modul dalam proses pembelajaran berfungsi
untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk belajar sendiri tanpa bergantung
kepada kehadiran pendidik. Kedua, pengganti fungsi pendidik. Maksudnya, modul
sebagai bahan ajar harus mampu menjelaskan materi pembelajaran dengan baik dan
mudah dipahami oleh siswa sesuai dengan tingkat pengetahuan dan usianya.
Ketiga, sebagai alat evaluasi. Maksudnya, dengan modul siswa dituntut dapat
mengukur dan menilai sendiri tingkat penguasaannya terhadap materi yang telah
dipelajari. Dan, keempat, sebagai bahan rujukan bagi siswa. Maksudnya, karena
modul mengandung berbagai materi yang harus dipelajari oleh siswa, maka modul
juga memiliki fungsi sebagai bahan rujukan bagi siswa.
Pembuatan modul dalam
kegiatan pmbelajaran mempunyai lima tujuan, sebagai berikut: pertama, agar
siswa dapat belajar secara mandiri tanpa, atau, dengan bimbingan pendidik (yang
minimal). Kedua, agar peran pendidik tidak terlalu dominan dan otoriter dalam
kegiatan pembelajaran. Ketiga, melatih kejujuran siswa. Keempat, mengakomodasi
berbagai tingkat dan kecepatan belajar siswa. Kelima, agar siswa mampu mengukur
sendiri tingkat penguasaan materi yang telah dipelajarinya.
c. Jenis-jenis
modul
Ada beberapa macam jenis modul yang
digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Ada dua klasifikasi modul, yaitu menurut
penggunaannya dan tujuan penyusunannya. Dari segi penggunaannya modul dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu modul untuk siswa dan pendidik. Jenis modul
lainnya yakni menurut tujuan penyusunannya, Vembriarto membedakan modul menjadi
dua macam, yaitu modul inti (modul dasar) dan pengayaan.
1. Modul
Inti
Merupakan modul yang disusun dari
kurikulum dasar, yang merupakan tuntutan dari pendidikan dasar umum yang
diperlukan oleh seluruh warga negara Indonesia. Modul pengajaran ini merupakan
hasil penyusunan dari unit-unit program.
2. Modul
Pengayaan
Modul pengayaan adalah salah satu bentuk
modul yang merupakan hasil dari penyusunan unit-unit program pengayaan yang
berasal dari program pengayaan yang bersifat memperluas (dimensi horizontal)
dan bersifat memperdalam (dimensi vertikal) program pendidikan dasar yang
bersifat umum tersebut.
d. Unsur-unsur
modul
Modul berisi tentang tujuh komponen,
sebagai berikut: judul, petunjuk belajar (petunjuk siswa atau pendidik),
kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, latihan, petunjuk kerja atau
dapat pula berupa lembar kerja (LK), dan evaluasi. Menurut Vembriarto modul
yang sedang dikembangkan di Indonesia meliputi tujuh unsur, sebagai berikut:
1. Rumusan
Tujuan Pengajaran yang Eksplisit dan Spesifik.
2. Petunjuk
untuk Guru
3. Lembaran
Kegiatan Siswa
4. Lembaran
Kerja Bagi Siswa
5. Kunci
Lembaran Kerja
6. Lembaran
Evaluasi
7. Kunci
Lembaran Evaluasi
4. Lembar Kerja Siswa (LKS)
a. Pengertisn
lembar kerja siswa (LKS)
Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah
lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. LKS
biasanya berupa petunjuk, langkah untuk menyelesaikan suatu tugas, suatu tugas
yang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas kompetensi dasar yang akan
dicapainya.(Depdiknas; 2004;18). Trianto (2008 :148) mendefinisikan bahwa
Lembar Kerja Siswa adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan
penyelidikan dan pemecahan masalah.
Menurut pengertian di atas maka LKS
berwujud lembaran berisi tugas-tugas guru kepada siswa yang disesuaikan dengan
kompetensi dasar dan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Atau dapat
dikatakan juga bahwa LKS adalah panduan kerja siswa untuk mempermudah siswa
dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
b.
Tujuan dan kegunaan lembar kerja siswa (LKS)
Tujuan :
1.
Mengaktifkan siswa dalam proses kegiatan pembelajaran.
2.
Membantu siswa mengembangkan konsep.
3.
Melatih siswa untuk menemukan dan mengembangkan ketrampilan
proses.
4.
Sebagai pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan proses
kegiatan pembelajaran.
5.
Membantu siswa dalam memperoleh informasi tentang konsep
yang dipelajari melalui proses kegiatan pembelajaran secara sistematis.
6.
Membantu siswa dalam memperoleh catatan materi yang
dipelajari melalui kegiatan pembelajaran
Kegunaan
:
1.
Memberikan pengalaman kongkret bagi siswa.
2.
Membantu variasi belajar.
3.
Membangkitkan minat siswa.
4.
Meningkatkan retensi belajar mengajar.
5.
Memanfaatkan waktu secara efektif dan efisien
c.
Syarat-syarat menyusun LKS
Agar LKS tepat dan akurat, maka
harus dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
Susunan Kalimat dan kata-kata
diutamakan:
1.
Sederhana dan mudah dimengerti.
2.
Singkat dan jelas.
3.
Istilah baru hendaknya diperkenalkan terlebih dahulu.
Gambar dan ilustrasi hendaknya dapat:
1.
Membantu siswa memahami materi.
2.
Menunjukkan cara dalam menyusun sebuah pengertian.
3.
Membantu siswa berpikir kritis.
4.
Menentukan Variabel yang akan dipecahkan dalam kegiatan pembelajaran.
Tata
letak hendaknya:
1. Membantu siswa memahami materi
dengan menunjukkan urutan kegiatan secara logis dan sistematis.
2. Menunjukkan bagian-bagian yang sudah
diikuti dari awal hingga akhir.
3. Desain harus menarik. (Depdikbud,
1996/1997:25-26)
e.
Prosedur penyusunan LKS
1.
Menentukan kompetensi dasar, indikator dan tujuan
pembelajaran untuk dimodifikasi ke bentuk pembelajaran dengan LKS.
2.
Menentukan ketrampilan proses terhadap kompetensi dasar dan
tujuan pembelajaran.
3. Menentukan kegiatan yang harus
dilakukan siswa sesuai dengan kompetensi dasar indikator dan tujuan
pembelajaran.
4. Menentukan alat, bahan dan sumber
belajar.
5.
Menemukan perolehan hasil sesuai tujuan pembelajaran.
5. Brosur
Pengertian brosur
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, yang diteerbitkan oleh
percerakan Balai Pustaka pada tahun 1996 adalah Bahan informasi tertulis
mengenai suatu masalah yang disusun secara bersistem, atau cetakan yang hanya
terdiri atas beberapa halaman dan dilipat tanpa dijilid atau selebaran cetakan
yang berisi keterangan singkat tetapi lengkap tentang perusahaan atau
organisasi.
Selain berfungsi
sebagai media penyampai informasi sebagaimana tercantum diatas, brosur juga
dapat dimanfatkan sebagai bahan ajar atau sebagai sebuah metode pengajaran ,
selama sajian brosur diturunkan dari kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh
sisiwa. Agar sebuah brosur dapat digunakan sebagai bahan ajar dan dapat
berhasil efektif mencapai satu standar sebuah kompetensi dasar, maka brosur
atau lembaran brosur hendaklah dibuat dan didesain hanya untuk mencapai satu
kompetensi dasar pengajaran saja.
Kelebihan bahan ajar brosur :
1. Merupakan
media yang mudah diperoleh dan sederhana.
2. Dapat
memaparkan kata-kata, gambar dan diagram.
3. Mudah
dibawa karena bentuknya kecil dan ringan. Informasi didalamnnya dapat dengan
cepat diakses dan mudah dibaca secara sekilas oleh penggunanya.
4. Relatif
murah untuk diproduksi atau dibeli dan dapat digunakan berulang-ulang.
Kekurangan
bahan ajar brosur :
1. Sulit
memberikan bimbingan kepada pembacanya yang mengalami kesulitan memahami bagian
tertentu dari bahan ajar tersebut.
2. Sulit
memeberikan umpan balik untuk pertanyaan yang diajukan yang memiliki banyak
kemungkinan jawaban atau pertanyaan yang membutuhkan jawaban yang kompleks dan
mendalam.
3. Tidak
dapat mengakomodasi peserta didik dengan kemampuan baca terbatas karena bahan
ajar cetak ditulis pada tingkat baca tertentu.
4. Cenderung
digunakan sebagai hafalan. Ada sebagaian guru yang menuntut peserta didiknya
untuk menghafal data, fakta, dan angka. Tuntutan ini akan membatasi penggunaan
bahan ajar cetak hanya sebatas alat bantu menghafal.
5. Kadangkala
memuatt terlalu banyak terminologi dan istilah sehingga dapat menyebabkan beban
kognitif yang besar kepada peserta didik.
6. Presentasi
satu arah karena bahan ajar cetak tidak interaktif sehingga cenderung digunakan
dengan pasif, tanpa pemahaman yang memadai.
6. Leaflet
Leaflet merupakan salah
satu publikasi singkat dari berbagai bentuk media komunikasi yang berupa
selebaran.Semacam buku kecil yang tak
berjilid. Mungkin hanya terdiri dari satu lembar yang dicetak di kedua
permukaannya. Tapi bisa juga dilipat dibagian tengahnya sehingga menjadi empat
halaman. Atau bisa juga dilipat tiga sampai empat kali hingga menjadi beberapa
halaman. berisi keterangan atau informasi tentang perusahaan, produk,
organisasi dan jasa atau ide untuk diketahui oleh umum.
a. Ciri-ciri
Leaflet sebagai berikut:
1. Dilihat
dari bentuk leaflet :
a. Lembaran
kertas berukuran kecil yang dicetak.
b. Dilipat
maupun tidak dilipat.
c. Tulisan
terdiri dari 200 ± 400 huruf dengan tulisan ceta biasanya juga diselingi
gambar-gambar.
d. Ukuran
biasanya 20 ± 30 cm.
2. Dilihat
dari isi pesan
a. Pesan
sebagai informasi yang mengandung peristiwa.
b. Bertujuan
untuk promosi.
c. Isi
leaflet harus bisa dibaca sekali pandang.
b. Hal-hal
yang harus diperhatikan dalam pembuatan leaflet
a. Tentukan
kelompok sasaran yang ingin dicapai.
b. Tuliskan
apa tujuannya.
c. Tentukan
isi singkat hal-hal yang mau ditulisdalam isi leaflet.
d. Kumpulkan
tentang subyek yang akan disampaikan.
e. Buat
garis-garis besar cara penyajian pesan, termasuk didalamnya bagaimana bentuk
tulisan gambar serta tata letaknya.
f. Buatkan
konsepnya.
g. Konsep
di tes terlebih dahulu pada kelompok sasaran yang hampir sama dengan kelompok
sasaran.
7. Wallchart
a. Pengertian
wallchart
Wallchart adalah
bahan cetak, biasanya berupa bagan siklus/proses atau grafik yang bermakna
menunjukkan posisi tertentu. Agar wallchart terlihat lebih menarik
bagi siswa maupun guru, maka wallchart didesain dengan menggunakan
tata warna dan pengaturan proporsi yang baik. Wallchart biasanya
masuk dalam kategori alat bantu melaksanakan pembelajaran, namun dalam hal
ini wallchart didesain sebagai bahan ajar. Karena didesain sebagai bahan
ajar, maka wallchart harus memenuhi kriteria sebagai bahan ajar antara lain
bahwa memiliki kejelasan tentang KD dan materi pokok yang harus dikuasai oleh
peserta didik, diajarkan untuk berapa lama, dan bagaimana cara menggunakannya.
Sebagai contoh wallchart tentang siklus makhluk hidup binatang antara
ular, tikus dan lingkungannya.
b. Tujuan
pembuatan wallchart
·
Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan
mempertimbangkan kebutuhan siswa, yakni bahan ajar yang sesuai dengan
karakteristik dan setting atau lingkungan sosial siswa.
·
Membantu siswa dalam memperoleh alternatif bahan ajar di samping
buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh.
·
Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.
c.
Kriteria wallchart yang baik
Ø Substansi
materi yang disajikan dalam bentuk wallchart harus memiliki relevansi dengan
kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik.
Ø Bagan
atau grafik yang disajikan harus benar secara substansi atau dengan kata lain
tidak menampilkan data yang salah.
Ø Ditampilkan
dengan skala yang sesuai sehingga terlihat logis.
Ø Ada perimbangan
antara besarnya kertas dengan bagan yang ada didalamnya, sehingga bagan tampak
indah dipandang. Biasanya sebuah lembaran wallchart tidak akan habis oleh bagan
yang ada didalamnya, melainkan terdapat sisa di sisi kanan, kiri, atas, dan
bawahnya.
Ø memiliki
kejelasan tentang kompetensi dasar dan materi pokok yang harus dikuasai oleh
peserta didik,
Kriteria yang paling utama dalam pemilihan media
bahwa media harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang
ingin dicapai. Contoh : bila tujuan atau kompetensi peserta didik bersifat menghafalkan
kata-kata tentunya media audio yang tepat untuk digunakan. Jika tujuan atau
kompetensi yang dicapai bersifat memahami isi bacaan maka media cetak yang
lebih tepat digunakan. Kalau tujuan pembelajaran bersifat motorik (gerak dan
aktivitas), maka media film dan video bisa digunakan. Di samping itu, terdapat
kriteria lainnya yang bersifat melengkapi (komplementer), seperti: biaya,
ketepatgunaan; keadaan peserta didik; ketersediaan; dan mutu teknis.
d. Kelebihan
dan kekurangan wallchart
Kelebihan wallchart antara lain :
u Lebih
fokus ke materi yang disampaikan karena melalui bagan-bagan yang sesuai dengan
materi.
u Bentuknya
dibuat menarik untuk menumbuhkan minat seseorang.
u Dapat
di tempel di dinding sehingga dapat dilihat kapan saja.
u Bisa
disesuaikan dengan materi yang disampaikan.
Kekurangan dari media
wallchart adalah :
u Bentuk
yang besar menjadi lebih sulit untuk disimpan.
u Membutuhkan
biaya yang cukup banyak.
Komentar
Posting Komentar